Dalam rangka menambah wawasan keilmuan dan pengalaman,, pengembangan dan praktek teknologi terapan, Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) melakukan Field Study di Rumah Berdikari Karangsong dan Ekowisata Mangrove di Karangsong Kabupaten Indramayu. Rabu, (30/10/2019).
Kunjungan tersebut diikuti 31 orang Mahasiswa PMI semester VII yang di dampingi langsung oleh Dr. Sitti Faoziyah, M.Ag, Nurlaili Khikmawati, S.Pd, M.Ant sebagi Dosen pembimbingan lapangan, dengan harapan bisa menambah wawasan keilmuan, pengembangan dan praktek teknologi terapan bagi mahasiswa.
Dr. Sitti Faoziyah, M.Ag menyampaikan pekan kunjungan lapangan ini merupakan kegiatan rutin dalam proses belajar di jurusan PMI terutama pada bebrapa mata kuliah Core ilmu pengembangan masyarakat. “ Karena disiplin ilmu pengembangan masyarakat merupakan rumpun ilmu sosial terapan, jadi kami perkenalkan mata kuliah teknologi tepat guna dalam praktek pengembangan komunitas”.
Dalam perjalanan ke ekowisata mangrove ini kami menempuh perjalanan dengan menggunakan perahu dengan daya tampung 15 – 20 Orang.
Stelah sampai di lokasi, Pak Latief ( penggiat mangrove Karangsong) menegaskan, Pemilihan lokasi kunjungan juga mesti yang relevan dengan tujuan mata kuliah. Rumah Berdikari dan Ekowisata Mangrove merupakan tempat yang tepat untuk menambah wawasan keilmuan dan praktek karena terdapat komunitas pegiat budi daya dan pengolahan mangrove. Seperti yang di lakukan Salah seorang tokoh lokal pegiat mangrove di Karangsong, Bapak Abdul Latif. Bukan saja pembudidaya, namun beliau telah menjadikan mangrove sebagai bahan dasar produk olahan yang bernilai ekonomis. Seperti pakan ikan, kecap, dodol, sirup, masker, rempeyek dan mangrove ini memiliki banyak jenisnya, yang juga bisa bermanfaat sebagai obat-obatan herbal.
Dari olahan olahan dan manfaat dari mangrove tentu tidak bisa sembarang mengolahnya karena kalo salah tentu hal itu sangat fatal dan bahkan bisa menjadi racun dan dapat menyebabkan kematian. Tentu dari apa yang sudah dilakukan oleh para penggiat mangrove karangsong dengan hasil uji lab dan di praktekan terlebih dahulu, maka olahan olahan tersebut menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Seperti yang disampaikan oleh Dr. Sitti Faoziyah, M.Ag, bahwa proses pemberdayaan masyarakat juga unsur penting diperhatikan oleh mahasiswa PMI. Menurutnya pemberdayaan masyarakat juga merupakan perangkat teknologi rekayasa sosial yang bertujuan merubah kondisi masyarakat yang lebih sejahtera dalam arti luas. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses penumbuhan ide-ide kreatif dan mengembangkan teknologi tepat guna berbasis daya cipta karsa masyarakat lokal itu sendiri.
Disamping itu Nurlaili Khikmawati, S.Pd, M.Ant sebagai dosen pembimbing lapangan menambahkan bahwa, tradisi lokal pun bisa disentuh teknologi terapan yang bisa berdampak pada pelestarian budaya lokal yang bermanfaat untuk keeratan warga masyarakat. Disamping itu, budaya lokal indramayu dapat terpublikasi pada masyarakat yang lebih luas jika menggunakan teknologi medsos
Menurut salah seorang mahasiswa sekaligus ketua pelaksana kunjungan, Bambang Mulyana, bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat karena dapat menambah spirit dari pegiat lingkungan yang sudah senior agar bisa dilanjutkan oleh generasi muda. Mangrove yang semula hanya dipahami sebagai penangkal abrasi ternyata dapat diolah dan berdampak pada tambahan ekonomi keluarga. “Model belajar outdoor seperti ini juga mendorong kreatifitas mahasiswa untuk menjaga kelestarian alam dan menjadi peluang usaha”. Yang di salutkan adalah kepada Bapak latif, beliau tidak memakan bangku pendidikan, akan tetapi dengan ide-ide beliau lah yang sangat berani untuk mengembangan tanaman mangrove yang kita kenal hanya untuk menjadi penahan air laut ternyata salah, dan saya pribadi sendiri baru tahu bawasanya tanaman mangrove tersebut tetdapat berbagai macam jenis.