PMI GELAR ENTREPRENEURSHIP WORKSHOP PART 1

Kamis, 14 April 2022 via zoom meeting dan live telah dilaksanakannya webinar Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Syekh, dengan tema “Challenge and opportunity of social entrepreneurship in the disruption era”. Workshop ini dihadiri oleh para narasumber yang sangat berkompeten dan berpengalaman dalam karir dunia pengembangan masyarakat yaitu, Adi Candra Utama, S.Si. (Policy Analyst, Sahabat Pekerja Migran) dengan moderator sekaligus Mc yaitu Estriana Arifah Mahfud mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Dekan I dan Sekertaris jurusan Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mana beliau juga memberikan sambutan kepada semua peserta pada acara ini. Workshop Challenge and opportunity of social entrepreneurship in the disruption era ini dihadiri lebih dari 100 peserta yang tidak hanya berasal dari kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon saja, tetapi juga dari beberapa Universitas lainnya. Para peserta cukup antusias mengikuti rangkaian acara dari awal sampai akhir.

Adi Candra Utama, S.Si. selaku narasumber pertama memberikan materi secara umum mengenai tantangan dan peluang kewirausahaan sosial di era disrupsi. Beliau menyampaikan Era Dirupsi adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar- besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Perubahan besar terjadi setidaknya disebabkan oleh adanya revolusi 4.0 Karena lompatan industri lewat ICT itu, merasakan yang di sebut dengan era keberlimpahan atau abundance era. Ada 3 hal yang kita rasakan saat ini, Its so easy, Fast speed dan Cosis.

Disisi yang lain disruption era menghadirkan ancaman karena jenisnya adalah radical and exponential innovation. Yang terjadi di disruption era cirinya adalah volatility (perubahn sangat cepat) yang tidak terkendali sehingga menyebabkan ambiguity menyangkut melibatkan sangat banyak aspek. Beliau juga menyampaikan setiap perubahan ada yang menikmati (mendapatkan keuntungan) dan menjadi korban. Bagi kita yang tidak mau bertumbuh makan akan menjadi pihak the loser atau menjadi korban.

Social entrepreneurship adalah hadir menggabungkan bisnis dengan harapan sosial (menyelesaikan masalah sosial). Ada 3 sektor social entrepreneurship menurut beliau yaitu, negara/state (punya otoritas berupa keungan, orientasinya adalah pelayanan kepada publik), market, civil sosciety (kekuatan penyeimbang dari sektor-sektor). Tiga dimensi social entrepreneurship (kewirausahaan sosial) yaitu, social problem, business, innovation. Salah satu contoh terbaik dari social entrepreneurship adalah grameen bank oleh Muhammad Yunus. Bank nya orang miskin dari Bangladesh. Ada problem di Bangladesh orang miskin tidak bisa berhubungan dengan bank. Yang di hadapi yunus di bangladesh yaitu masyarakat tidak bisa mengakses bank karena tidak punya jaminan. Akhirnya yunus termotivasi bukan memberikan uang, dia mendirikan bisnis perbankan tanpa jaminan khusus untuk orang miskin. Social Entrepreneurship sebagimana ide dasar itu menggoncang tatanan/masalah sosial dengan inovasi. Mencoba masuk dengan pendekatan bisnis.

Scroll to Top