Cirebon, 1 Mei 2025- Peringatan Hari Buruh Internasional setiap 1 Mei menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali posisi dan peran pekerja dalam struktur sosial kita. Para buruh bukan hanya bagian dari sistem ekonomi, melainkan aktor penting dalam proses pembangunan masyarakat secara lebih luas. Melalui kerja mereka, banyak aspek kehidupan masyarakat berjalan: pendidikan, kesehatan, transportasi, hingga pelayanan dasar lainnya.
Dalam perspektif Islam, kerja merupakan bentuk ibadah dan wujud dari tanggung jawab sosial. Ajaran Rasulullah SAW menempatkan penghormatan terhadap pekerja sebagai bagian dari etika kemanusiaan. Sabda beliau, “Bayarlah upah pekerja sebelum keringatnya kering,” mengandung makna mendalam tentang pentingnya keadilan dan penghargaan terhadap usaha manusia. Nilai-nilai ini sejalan dengan prinsip pengembangan masyarakat Islam yang berorientasi pada pemberdayaan, keberpihakan, dan keadilan sosial.
Sebagai bagian dari komunitas akademik di bidang pengembangan masyarakat, kita dituntut untuk lebih dari sekadar memahami realitas kaum pekerja. Kita perlu mengembangkan sensitivitas sosial yang mendorong keterlibatan aktif—baik dalam penelitian, pendidikan, maupun pengabdian—untuk mendukung terciptanya kondisi kerja yang adil dan bermartabat. Perguruan tinggi, khususnya di bidang dakwah dan pengembangan masyarakat Islam, memiliki peran strategis dalam membentuk paradigma pembangunan yang berpihak pada mereka yang selama ini kurang mendapat ruang dan suara.
Hari Buruh selain sebagai bentuk peringatan sejarah perjuangan kelas pekerja, juga bermakna harapan untuk masa depan yang lebih manusiawi. Sebuah masa depan di mana kerja keras dihargai, hak-hak dasar dihormati, dan kesejahteraan tidak menjadi hak istimewa, melainkan bagian dari keadilan sosial yang diperjuangkan bersama.
Selamat Hari Buruh Internasional.
Semoga pengetahuan yang kita miliki tidak menjauhkan kita dari realitas, tapi justru membawa kita lebih dekat untuk memahami dan mendampingi mereka yang menjadi fondasi kehidupan sosial kita.
