Cirebon, 18 Juli 2022 Turasih, M.Si salah satu dosen homebase Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam mengisi program geladak di at-taqwa sebagai representasi dari jurusan PMI membawa tema sosiologi dakwah. berikut rincian pembahasan yang disampaikan oleh Turasih adalah:
- Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
Menurut seorang ahli sosiologi, Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau lembaga masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau bersifat menghambat. Dalam masyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan mulai dari aspek moral, politik, pendidikan, agama, kebiasaan, ekonomi, juga rumah tangga. Idealnya unsur-unsur tersebut mampu berjalan secara harmonis dan terintegrasi. Namun demikian, di kehidupan yang terdiri dari banyak kepentingan sehingga peluang terjadinya ketidakharmonisan antar unsur-unsur tersebut. Orang-perorangan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan sosial.
2. Bagaimana kita mengetahui terjadinya masalah sosial dalam masyarakat?
Terdapat setidaknya 5 petunjuk untuk mengetahui terjadinya masalah sosial:
- Pertama, simple rates, merupakan angka laju gejala abnormal dalam masyarakat sepeti angka bunuh diri, angka pengangguran, angka perceraian, angka kejahatan anak, angka krimininalitas dan Kita bisa mengetahui gejala atau tingkat masalah sosial berdasarkan angka-angka tersebut.
- Kedua, composite rates, gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu dengan
- Ketiga, komposisi penduduk, berkaitan dengan proporsi penduduk dalam lapisan masyarakat, yang memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan dalam hubungan
- Keempat, social distance, menggambarkan jarak antara satu individu dengan individu Jarak yang dimaksud adalah hubungan sosial/interaksi. Di lingkungan perkotaan biasanya jarak sosial ini lebih jauh disbanding pada lingkungan pedesaan.
- Kelima, partisipasi sosial, berkaitan dengan keikutsertaan warga masyarakat dalam berbagai
- Mengapa gelandangan dan pengemis termasuk dalam kategori masalah sosial? Gelandangan dan pengemis merupakan masalah sosial yang akut, berakar dari persoalan kemiskinan (yang juga masalah sosial). Makna gelandangan sendiri adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat Sedangkan pengemis adalah mereka yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum untuk mengharapkan belas kasihan orang lain. Fenomena ini lebih banyak dijumpai di perkotaan, seperti di Kota Cirebon misalnya titik- titik dengan jumlah anak jalanan, pengemis, juga gelandangan yang cukup tampak seperti di lampu merah perempatan pemuda, lampu merah perempatan cideng, juga pengemis yang ada di sekitar Pasar Kalitanjung.
-
- Bagaimana strategi penanganan gelandangan dan pengemis yang sudah dijalankan? Pada praktiknya, terdapat beragam strategi yang dilakukan dalam penanganan masalah sosial gelandangan dan Penanganan ini bertujuan supaya meredam meluasnya pengaruh akibat gelandangan dan pengemis serta mewujudkan tatanan masyarakat yang tidak mewariskan kondisi ini kepada generasi penerus. Setidaknya ada 3 strategi utama yaitu preventif, represif, dan rehabilitatif.
Strategi preventif merupakan usaha yang terorganisir untuk melakukan pencegahan. Mencegah terjadinya fenomena gelandangan dan pengemis karena keadaan penghidupan yang sulit serta mencegah perluasan pengaruh gelandangan dan pengemis. Strategi ini dapat dilakukan dengan upaya penyuluhan, bimbingan, pelatihan dan pendidikan, pemberian bantuan, pengawasan serta pembinaan kepada berbagai pihak yang ada hubungannya dengan fenomena gelandangan dan pengemis.
Strategi represif merupakan upaya yang terorganisir dimaksudkan untuk mengurangi atau meniadakan gelandangan dan pengemis yang ditujukan baik kepada seseorang maupun kelompok orang yang disangka melakukan pergelandangan dan pengemisan.
Strategi represif dilakukan dengan razia, penampungan sementara, dan pelimpahan ke panti rehabilitasi.
Strategi rehabilitasi dilakukan upaya-upaya penyantunan, pemberian pelatihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke daerah asal maupun pemukiman baru, pengawasan serta pembinaan lanjut.
2. Masalah Gelandangan dan Pengemis perlu tindak lanjut pemberdayaan yang berkelanjutan, bagaimana sebaiknya mekanisme yang diterapkan?
Pemberdayaan gelandangan dan pengemis bertujuan agar mereka mampu melakukan fungsi sosialnya sesuai dengan peran dan tugas sosial masing-masing dengan tujuan mampu mencapai taraf hidup, kehidupan, dan penghidupan yang layak. Proses pemberdayaan yang berkesinambungan dapat dilakukan meliputi 5 tahapan:
- Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan yang tidak memberdayakan (recall)
- Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan penidakberdayaan (discuss)
- Mengidentifikasi suatu masalah atau potensi pemberdayaan (identify problem)
- Mengidentifikasi basis daya yang bermakna bagi pemberdayaan (identify useful bases)
- Mengembangkan rencana aksi pemberdayaan dan implementasinya (develop and implement)
Proses pemberdayaan yang berkesinambungan ini perlu komitmen dan kerjasama dari seluruh unsur dalam masyarakat.